Jakarta, WartaInterpol - Menteri Riset, Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia ditargetkan masuk 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2030 dan negara maju pada 2045. Untuk itu diperlukan perubahan paradigma dalam penguasaan iptek dan inovasi oleh SDM Indonesia.
Penguasaan iptek dan inovasi meruoakan basis pengembangan dan penguatan daya saing bangsa. Karenanya, Indonesia harus bertransformasi dari efficiency driven economy menjadi innovation driven economy.
“Hal ini dilaksanakan melalui sinergi dengan multisektor dalam sistem Inovasi,” kata Bambang di Acara Expo 55th Dies Natalis Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Jakarta, Jumat, 8 November 2019.
Ia menyebutkan, pengembangan riset dan inovasi di era ekonomi berbasis inovasi harus memperhatikan permintaan dan kebutuhan pengguna pasar dan industri. Hal ini yang akan menimbulkan efek ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat juga dapat meningkat.
“Sesungguhnya ini merupakan amanat UU No. 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional (Sisnas) Iptek. Tujuan penyelenggaraan iptek adalah untuk menciptakan ilmu pengetahuan sebagai solusi permasalahan nasional demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan peradaban bangsa, serta menghasilkan nilai tambah dari produk dan atau proses produksi,” ujar Bambang.
Pemerintah pun saat ini tengah mendorong dan memfasilitasi pengembangan inkubasi dan flagship (produk unggulan) pendanaan inovasi untuk menjembatani hasil riset dan inovasi. Sehingga dapat tercapai hingga ke wilayah industri.
“Kalau kita hanya berpatokan dari research driven,ekonomi kita akan sulit untuk menjadi negara yang maju. Seharusnya kita bisa mengacu pada innovation driven,” terang Bambang. (mc)
0 comments:
Posting Komentar